Latest News

Mu'adz Ibn Jabal ra. Sahabat Nabi saw dan Imam Para Ulama

Ilustrasi
Ilustrasi
Mu'adz Ibn Jabal ra. Sahabat Nabi saw dan Imam Para Ulama. Mungkin di antara kawan-kawan ada yang belum mengenal siapa itu Mu'adz Ibn Jabal ra. Dia adalah salah satu Shahabat Anshor, merupakan seorang tokoh besar dan ulama di kalangan para shahabat Nabi saw, dia memiliki kedudukan khusus di sisi beliau. Seorang yang menyatukan antara ilmu, ibadah, dah jihad. Dikenal sebagai imam bagi para ulama, ahli ibadah yang zuhud yang termasuk wali besar, serta termasuk  mujahid yang menghabiskan kebanyakan hidupnya di jalan Allah SWT.

Mu’adz Ibn Jabal ra. terkenal dengan ilmunya, dia mencapai derajat tinggi di sisi Nabi saw, beliau memujinya dan mengakui ilmu dan pemahamannya, serta kemampuannya dalam memilah yang halal dan yang haram dalam Islam. Nabi saw bersabda:
            “Umatku yang paling penyayang kepada umatku adalah Abu Bakar, yang paling keras dalam agama Allah adalah Umar, yang paling benar malunya adalah Utsman, yang paling mengetahui yang halal dan yang haram adalah Mu’adz, yang paling memahami Fara’idh adalah Zaid, setiap umat memiliki  orang kepercayaan dan orang kepercayaan umat ini adalah Abu Ubadah bin al-Jarrah.” (HR. Bukhari dengan Fath al-Bari, 7/125 no. 3806; dan Muslim, no. 2464)

Dia berasal dari Bani Ubay, namun tumbuh di Bani Salimah. Hal ittu dikarenakan Ibunya menikah dengan seorang laki-laki Bani Ubay bernama al-Jad bin Qais, setelah suaminya (ayah Mu’adz) meninggal, sehingga mereka pindah ke Bani Salimah.
Mu’adz ibn Jabal ra. masuk Islam manakala Islam mulai menyebar di Madinah Munawarah sesudah bai’at Aqabah pertama. Ketika itu dia berusia 18 tahun. Di tahun yang sama, Mu’adz berangkat ke Makkah bersama orang-orang Anshor dari kaumnya di musim haji untuk bertemu dengan Rasulullah saw dan menyaksikan bai’at Aqabah kedua. Berawal dari sinilah, Mu’adz memiliki misi yang harus dilaksanakan, antara lain adalah mendakwahkan agama barunya kepada seluruh penduduk Madinah.

Kisah Mu’adz Ibn Jabal Menghancurkan Berhala.
Hal pertama yang dilakukan Mu’adz dalam agama barunya adalah membersihkan kota Madinah dari berhala, sisa-sisa dari kaum penganut agama nenek moyang mereka. Dalam misi penghancuran itu dia ditemani oleh Tsa’labah ibn Anamah dan Abdullah ibn Unais.

Suatu ketika, Mu’adz dan kawan-kawannya sesama pemuda yang masuk Islam menyusup ke tempat berhala milik Amr ibn al-Jamuh, seorang pemuka dan tokoh Bani Salimah. Berhala yang terbuat dari kayu yang diberi nama Manat. Para pemuda itu membawanya keluar dan membuangnya di tempat pembuangan kotoran Bani Salimah dengan posisi kepala di bawah. Saat pagi tiba, Amr mendapati berhalanya tidak ada. Dengan kesal dia mencarinya, dan setelah menemukannya dia membersihkannya, mencucinya dan memberinya  wewangian.

Kejadian ini berlangsung dan berulang-ulang beberapa kali. Sampai tiba di suatu malam Amr menggantungkan pedangnya di leher berhala itu, dan berharap pedang tersebut bisa berguna melindungi diri sang berhala. Ketika malam tiba dan Amr sudah tidur, para pemuda kembali menyusup. Mereka mengambil pedang dari leher berhala dan menukarnya dengan bangkai anjing kemudian membuangnya ke sebuah sumur pembuangan kotoran. Di pagi hari, Amr tidak mendapati berhalanya berada pada tempatnya, maka dia mencari sampai menemukannya tersungkur di sebuah sumur kotoran bersama seekor anjing mati. Berdasarkan penemuan itulah akhirnya Amr menyadari bahwa berhala tersebut tidak bisa melakukan apapun jua, sehingga dia masuk Islam setelah  orang yang masuk Islam dari kaumnya berbicara kepadanya,  dan ke-Islaman Amr bagus.


Demikianlah cuplikan kisah Mu’adz Ibn Jabal. Mari kita mengenal lebih banyak lagi para shahabat Nabi saw. Semoga bermanfaat.

0 Response to "Mu'adz Ibn Jabal ra. Sahabat Nabi saw dan Imam Para Ulama"